Siau, Surga Tersembunyi di Sulawesi Utara

Pulau Siau, merupakan salah satu pulau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Dengan letak geografis 02° 45′ 00” LU dan 125° 23′ 59” BT. Pulau ini, selain terkenal di Sulut karena memiliki gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Karangetang, juga memiliki keragaman hayati di dalam air yang patut diperhitungkan.

Perkebunan di Siau sangat subur, ini diakibatkan debu vulkanik dari Gunung Karangetang dimanfaatkan untuk tanaman pala. Produksi pala Sitaro pada tahun 2007 mencapai 1,66 juta ton yang dihasilkan dari lahan tanaman pala sekitar 3000 hektare. Sedangkan untuk tanaman kelapa yang ada di Siau kurang dimanfaatkan oleh karena harga jual pala lebih tinggi dari kelapa.

Ekspor perikanan laut Sitaro mencapai 6000 ton/tahun, namun pemanfaatan sumber perikanan ini masih tergolong usaha kecil dan tradisional. Ibukota Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yaitu Ondong Siau juga terdapat di pulau ini.

Kunjungan saya ke pulau ini, sebetulnya sudah saya idam-idamkan sejak beberapa waktu sebelum akhirnya saya menginjakan kaki di dermaga Pulau Siau.

Keinginan untuk mengunjungi Siau datang dari beberapa teman dan media sosial yang menunjukan gambar atau mengunggah gambar dari hewan-hewan laut yang menghiasi dan hidup di perairan siau.

“Kamu tidak akan pernah menyesal, hunting foto underwater di Siau. Di sana sudah seperti toko serba ada saja, creature laut yang unik, yang cukup sulit ditemukan di tempat lain, bisa dengan mudah didapatkan di sini,” begitu kata seorang teman ketika mempromosikan dunia bawah laut Siau.

Waktu menunjukan tepat jam 22.00 wita , ketika saya tiba di dermaga siau. Ada dua macam kapal yang datang ke Siau ini dari Manado, yang pertama kapal cepat yang hanya menempuh perjalanan 2-3 jam saja. Dan yang lainnya kapal yang lebih lambat, yang menempuh waktu perjalanan dari manado sekitar 5-7 jam.

Setelah bertemu dengan dive operator setempat, dan merencanakan penyelaman keesokan harinya, saya langsung menuju penginapan untuk beristirahat.

Tepat jam setengah 7 keesokan paginya, kami sudah ada di dermaga keramba di pinggir pantai untuk bersiap menyelam. Hamparan karang, baik hard maupun soft coral yang ada di perairan ini juga cukup bagus, dan ini merupakan pertanda baik, akan banyaknya mahluk-mahluk laut yang luar biasa.

Dan benar saja, baru beberapa meter dari tempat kami masuk ke bawah air, saya sudah menemukan Nudibranch bornela yang keberadaan sangat sulit ditemukan di daerah lain. Saya menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam, untuk si cantik yang satu ini.

Beberapa meter disebelahnya, saya menemukan ikan goby dengan kumpulan telurnya di sebuah whip coral. Sepasang goby ini akan berpasang-pasangan menjaga si telur, sampai telurnya keluar dari perut indukan goby dan akhirnya menetas.

Tidak hanya ikan goby, saya juga menemukan ikan blennie, kepiting-kepiting kecil dan beraneka nudibranch di dalam perairan Siau. Ini seakan memuaskan dahaga saya akan foto creature laut yang unik. Dan akhirnya saya naik ke permukaan dengan senyum yang sangat lebar, karena banyak mendapatkan foto yang sangat bagus.

Tercatat sudah beberapa kali Festival Sitaro, yang salah satu kegiatannya adalah lomba foto underwater dibuat. Dan hasil yang ditunjukannya pun sangat luar biasa, penuh dengan keanekaragaman hayati yang sangat di luar perkiraan. Keindahan underwater Siau pun dilihat oleh dunia luar.

Sebetulnya masih banyak di belahan bumi Indonesia ini yang bisa dieksplore keindahannya, termasuk dunia bawah airnya, kita hanya menunggu dari keinginan pemerintah dan masyarakat setempat untuk mewujudkkan hal itu. Dan konsistensinya pula untuk senantiasa menjaga warisan alam ini supaya selalu lestari.

TERSEDIA JUGA:

rokokbet

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *