Berbicara tentang objek wisata di Sulawesi Utara seolah tidak akan ada habisnya. Jika berkunjung ke utara pulau Sulawesi ini, rasanya akan kurang apabila tidak menjejakkan kaki di pulau Bunaken, yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bunaken, sebuah kawasan konservasi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1991. Tempat ini menjadi surga bagi para penyelam karena alam bawah lautnya yang mempesona.
Taman Nasional Bunaken dengan wilayahnya yang terdiri dari perairan, pesisir daratan dan pulau-pulau, memiliki iklim basah tropis katulistiwa (BMKG 2010). Pada bulan – bulan Nopember sampaidengan April bertiup angin barat yang membawa hujan di pantai utara. Sedangkan pada bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering. Namun, kondisi ini tidak berpengaruh signifikan terhadap keindahan salah satu Kawasan konservasi di utara pulau Sulawesi ini.
Keindahan kawasan ini, didukung pula oleh keberagaman ekosistem pulau yang menyusunnya. Pada ujung barat kawasan terdapat pulau Bunaken, pulau Siladen, pulau Nain dan pulau Mantehage serta sebelah utara Tanjung Pisok terbentuk dari batu gamping asal terumbu karang. Selain itu, di sebelah kiri kawasan terdapat Pulau Manado Tua.
Uniknya pada hamparan pulau Bunaken terdapat cekungan yang terbentuk pada masa pembentukan gunung api di Rataan Minahasa, yang membuat keindahan bawah laut Taman Nasional ini tidak diragukan lagi.
Berwisata selam scuba atau scuba diving, menjadi salah satu daya tarik TN Bunaken. Para penyelam akan dimanjakan dengan kecantikan ikan-ikan tropis serta terumbu karang yang eksotis di salah satu perairan dengan biodiversitas tertinggi di dunia. Pantaslah jika surga bawah laut disematkan untuk keindahan alam bawah lautnya.
Sedikitnya terdapat 4 spot menyelam yang sering di kunjungi, yaitu Malcolm, Bethlehem, Emma Point dan Rumah Ikan. Selain itu, terdapat 2 spot snorkling yang ramai dikunjungi yaitu Emma Point dan Rumah Ikan.
Tidak ada masa off-seasons alias kapan saja pengunjung bisa menyelam. Namun, waktu terbaik untuk menyelam di adalah di bulan Juni hingga Agustus. “Pada pertengahan tahun atau musim panas adalah waktu terbaik karena visibility dan cuaca mendukung” ungkap Pandu Wijaya, salah satu pegawai Balai TN Bunaken. Selain itu, kondisi air laut juda sedang tenang tanpa ombak dan arus.
“Bulan Juni adalah waktu yang baik untuk menyelam karena memungkinkan kamu dapat melihat dengan jelas pesona terumbu karang dan ikan berwarna-warni pada kedalaman kurangdari 5 meter,” tambahHeni, salah satu PEH Balai TN Bunaken.
Ekosistem karang perairan Bunaken yang indah menjadi habitat bagi sekitar 3.000 jenis ikan seperti ekor kuning, kudaikangusumi, dan gorapa, serta beragam ikan jenis seperti emperor angelfish, almaco jack, spotted seahorse, blue stries naper.
Saat ini Taman Nasional Bunaken telah dibuka untuk wista alam, bersamaan dengan 106 TN/TWA/SM yang telah dibuka untuk umum. Mengingat pandemi Covid-19, proses pembukaan dilakukan bertahap diawali dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Selanjutnya dilakukan penetapan dan penerapan standard operasional kunjungan, penetapan kuota kunjungan wisata, penyiapan sarana dan fasilitas pendukung protocol kesehatan di areal wisata, hingga penetapan libur kunjungan. Hal ini ditempuh untuk memberikan rasa aman dan sehat bagi pengunjung.
BACA SELENGKAPNYA: