Terletak tujuh ratus kilometer timur laut kota Pontianak, Danau Sentarum yang masuk hamparan kawasan konservasi dalam Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum. Danau sentarum memiliki luas 80 ribu hektare, Danau ini berada tidak jauh dari perbatasan Indonesia – Malaysia. Jaraknya hanya sekitar 20-25 kilometer garis lurus. Waktu tempuh mencapai Danau ini setengah hari dari kota Pontianak atau sekitar 125 kilometer arah Timur dari Kabupaten Putussibau dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Danau Sentarum terbentang luas dan masuk wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat serta tersebar di wilayah 7 kecamatan. Ketujuh kecamatan itu antara lain, Kecamatan Batang Lupar, Kecamatan Selimbau, Kecamatan Jongkong, Kecamatan Nanga Kantuk, Kecamatan Suhaid, Kecamatan Bunut dan Kecamatan Badau. Danau yang terkumpul setidaknya dari 83 danau-danau baik besar atau kecil ini pada musim penghujan saling terhubung oleh sungai sehingga membentuk hamparan kawasan lahan basah kedua di Asia. Sedangkan pada musim kemarau, mata kita akan disajikan sebuah pemandangan yang berbeda 180 derajat.
Pemandangan Menakjubkan Danau Sentarum
Danau Sentarum sangat kental dengan pemandangan eksotis terhampar luas dan keteduhan tajuk pohon-pohon tua yang berada disekitarnya. Danau yang menjadi 80% bagian dari kabupaten Kapuas hulu ini dikelilingi gunung yang berderet dengan begitu indahnya, mulai dari gunung Panggurdulung, gunung Meliau, gunung Peninjauan, dan beberapa perbukitan.
Terkenal juga dengan danau musiman pada musim hujan, fungsi dari danau ini adalah sebagai tadah air yang akan mengisi Sungai Kapuas. Danau ini juga merupakan sumber air untuk Sungai Kapuas yang juga turut mengairi beberapa kota seperti Kota Sintang, Kapuas Hulu dan bahkan beberapa wilayah Pontianak. Pemandangan dari perbukitan sekitar pada musim penghujan akan menyajikan kondisi hamparan perairan yang luas seperti halnya lautan. Namun semua berbalik pada musim kemarau, debit air ini mengalir pada sungai-sungai sekitar yang membuat Danau Sentarum menjadi lapangan yang kering pada musim kemarau dan kerap muncul beberapa titik pemukiman nelayan musiman di sekitar danau.
“Danau ini terakhir mengalami pengeringan tahun 2019, kami juga rindu suasana kering itu” ungkap Agus Yulianto kepala Bagian TU Balai Besar TN Betung Kerihun. Sudah 2 tahun belakangan, fenomena musim kering ini sulit dirasakan kembali karena adanya perubahan iklim yang terjadi di Bumi.
Uniknya pada masa kemarau atau saat musim hujan, kedalaman danau sentarum ini mencapai 15 meter. Saat mengalami surut, danau ini akan menyisakan titik-titik air. Titik air inilah yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak satwa yang bersembunyi di semak belukar.
Seperti halnya Kawasan konservasi lainnya, Taman Nasional Danau Sentarum merupakan rumah berbagai satwa dan flora. Sedikitnya kita bisa menemukan 64 jenis amfibi dan reptil, 147 jenis mamalia, 311 jenis burung dan 265 jenis ikan. Sedangkan untuk habitat flora bisa ditemukan 154 jenis anggrek alam dan 675 jenis tanaman.
”Hutan adalah rumah dan makanan kami, air adalah darah kami dan batu-batuan adalah tulang kami,” lontar Zaenal seorang pria asal Desa Mesintang dalam perjalanan kami menuju Danau Sentarum Desember lalu. Ungkapan tersebut menegaskan bahwa masyarakat tidak mungkin merusak hutan mereka karena hutan dan segala isinya adalah penopang hidup mereka. Di sekitar Danau Sentarum terdapat penduduk yang mendiami. Jumlah penduduk yang ada di sana, kira-kira 20 ribu jiwa. Pada saat danau sedang banyak air, mata pencaharian penduduk di Danau Sentarum adalah menjadi nelayan dan petani. Sedangkan pada saat danau surut, pencaharian mereka berubah menjadi penjual ikan hias, penjual ikan konsumsi dan penjual madu.
Kapan sebaiknya mengunjungi Danau Sentarum?
Danau yang dipengaruhi oleh musim ini mempunyai waktu-waktu tertentu yang disesuaikan dengan musim pasang dan musim kering. Kalau ingin menikmati kawasan danau Sentarum dengan keindahan danau yang memantulkan bayangan sempurnanya datanglah pas musim air pasang. Selain itu ketika air pasang kita bisa menggunakan kapal motor untuk berkeliling kawasan Danau Sentarum dan menuju titik pulau tekenang untuk menikmati hamparan danau yang tidak berujung layaknya lautan.
Sedangkan kalau ingin menikmati suasana yang berbeda, datanglah ke Danau Sentarum pada musim kering yang diperkirakan antara bulan Juli hingga September. Permukaan yang sebelumnya tergenang air hingga 15 meter akan Nampak permukaannya yang mengering dan tersisa hanya ada beberapa aliran sungai yang masih ada airnya, sisanya berubah menjadi hamparan rumput dan tanah kering. Pada musim air kering inilah muncul beberapa masyarakat nelayan yang akan berkumpul pada suatu lokasi dekat titik air untuk melakukan panen ikan. Mereka akan menjala ikan yang terjebak di sungai-sungai kecil.
Selain keindahan alam dari danau, Danau sentarum juga surga dari pada burung-burung endemik. Mengamati burung endemik menjadi salah satu kegiatan yang diminati khususnya di Nanga Kenelang dan Bukit Lanjak. Kedua lokasi ini merupakan lokasi terbaik untuk mengamati burung-burung tersebut pada musim pasang tentunya.
Tidak cukup sampai disitu, budaya masyarakat Suku Dayak Iban yang tinggal di daerah sekitar Danau Sentarum memiliki daya tarik untuk kita nikmati. Rumah Betang, rumah adat Suku Dayak, yang tinggal di daerah ini. Rumah betang sendiri bisa dihuni hingga 100 orang. Untuk bisa merasakan sensasinya, bergabung bersama mereka untuk menikmati sensasi menginap di sana adalah cara terbaik.
Jadi, bila bercerita kapan waktu terbaik, kapanpun kita bersanding ke Danau Sentarum, semua waktu akan berhasil membawa suasana yang berbeda sekaligus cerita yang berbeda.
Bagaimana Cara Menuju Ke Danau Sentarum?
Keindahan dari hamparan yang luas Danau Sentarum ini bisa kita nikmati dengan perjalanan melalui beberapa pintu masuk. Pintu masuk yang terdekat melalui desa Lanjak Deras. Sedangkan, untuk pintu masuk lainnya juga bisa melalui Desa Selimbau atau Semitau.
Perjalanan menggunakan kendaraan roda empat akan memakan waktu sekitar 11 jam dari kota Pontianak menuju lanjak Deras. Alternatif perjalan dapat dipilih melalui kota Sintang ke Semitau menggunakan kapal motor, dengan cara menyusuri sungai. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 7 jam. Setelah sampai di Semitau, perjalanan masih harus dilanjutkan menggunakan perahu ke Lanjak. Semua perjalanan Panjang ini tidak akan membosankan, karena kita dimanjakan oleh keindahan dan keragaman budaya masyarakat.
Selain menggunakan transportasi darat dan laut, untuk menuju danau sentarum tanpa terlalu memakan waktu, maka bisa menggunakan alternatif pesawat. Pesawat yang tersedia dengan rute Pontianak – Putussibau. Penerbangan ini memakan waktu hanya 1 jam saja. Selanjutnya, perjalanan harus dilanjutkan menggunakan longboat ke Nanga Suhaid, perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 6 jam perjalanan atau dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Lanjak Deras dengan waktu tempuh 2 jam.
Semua rute perjalanan menuju Danau sentarum memang beragam karena lokasinya yang luas dan terbentang hamper 80% dari luas kabupaten Kapuas hulu. Jadi, untuk menikmati danau Sentarum agaknya kita perlu memperhatikan waktu dan tenaga yang tersedia. Sebabnya, untuk mengelilingi danau ini tak bisa dilakukan hanya dalam kurun waktu seminggu saja.
Untuk menikmati keindahan Danau Sentarum yang lebih lengkap dan berkesan, setidaknya kita dapat mencari informasi wisata alam di Kawasan konservasi ini melalui Balai Besar TN Betung Kerihun Danau Sentarum atau melalui website pengelola wisata di sekitar.
Seperti yang dikatakan Albert Einstein “Lihatlah jauh ke alam, lalu kamu akan memahami segalanya lebih baik.” Berbagi dengan alam, kita akan tahu siapa diri kita. Kami tunggu kedatangannya di Danau Sentarum, danau musiman di tanah Borneo.